Lezatnya Nasi Bukhari

Nasi Bukhari, masakan khas arab ini banyak dijumpai di Saudi. Mungkin negara-negara Timur Tengah lainnya juga ya *maklum belum keliling negara lainnya hihihi.. Ini salah satu makanan favoritku. Kalau di Madinah, math'am (restoran) yang menjual nasi Bukhari ini banyak sekali bertebaran di mana-mana. Masing-masing dengan rasanya yang menggugah selera karena persaingannya sepertinya lumayan ketat karena banyaak banget restoran yang menjualnya ditambah nasi yang dijual nggak cuma nasi Bukhari saja, ada nasi Mandi (nasi aja mandi masa kamu nggak hihihi), nasi Kabsah, nasi Madgut, dll.. 

Rasanya pun antara 1 math'am dengan math'am yang lain tidak sama persis. Nasi, apalagi ayamnya. Beda-beda bumbunya. Huhuhu pengen banget tanya resepnya ke restorannya *rahasia perusahaan nas!

Pernah suatu hari benar-benar jadi pesta nasi Bukhari. Abinya Hanin beli 2 nasi Bukhari dari 2 restoran yang berbeda. Keduanya favoritku semuaaa.. Terima kasih banyak wa jazakumullahu khairan ya Aba Hanin .


Ciri khas nasi bukhari biasanya nasi berwarna kuning-orange, ada serutan wortelnya, kismis, kacang balilah, dan rasa rempah-rempahnya, 
hmm enak deh! Kalau nasi rata-rata hampir sama semua rasanya restoran 1 dengan yang lainnya. Tapi kalau ayam beda-beda rasanya. Mungkin pengaruh negara asal mereka (si pemilik restoran) mungkin yaa.. Karena di sini nggak cuma orang saudi saja, ada orang Yaman, Suria, bahkan orang Indonesia juga banyak (Tapi nggak jual nasi Bukhari maksudnya), dll..

Oh iya pelengkap ketika makan nasi Bukhari ini biasanya jus tomat (untuk sausnya gitu bukan untuk diminum hihihi), bawang merah mentah, jeruk nipis, dan daun Jarjir. Oh ya kalau aku karena suka pedas, jadi makannya pakai sambel juga. Eits, tadi aku tulis bawang merah mentah? Bawang goreng mungkin? Hihihi Nooooo.. beneran bawang merah mentah. Ternyata enak loo bawang merah mentah. Tapi kalau dimakan dengan nasi Bukhari ini tentunya. Kalau aku anggapnya ini seperti "kerupuk"nya. Bawang merah di Saudi besarnya seperti bawang bombay, Biasanya bawang merahnya masih segar, keras, jadi kriuk-kriuk. Kalau daun Jarjir, hmmm aku masih belum tahu bahasa Indonesianya teman hiks maafkan aku. Pokoknya mantap deh semuanya ini kalau di santap bersamaan. Jadi pertama ucap bismiah, tuang saus tomatnya dikit pada nasi yang akan dilahap, peras jeruk nipisnya, kasi sambel juga dikit, ambil semuanya plus nasinya jangan lupa, buka mulut, aammmm jangan kunyah atau kunyah dikit aja, ambil daun jarjir lahap juga, bawang merah juga gigit dan kunyah.. . Huaaa mantappppp banyak banget pemecah lidahnya. Nyam nyam nyam.


Yang nasinya warna kuning ini dari restoran "Bukhari Jadid". Ayamnya enaak banget huhuhu aku tak bisa mendeskripsikan rasanya. Kalau yang agak merah ini (mungkin tomatnya banyak jadi berwarna kemerahan) dari restoran "As-Salam". Di nasi As Salam ini aku menemukan kapulaga pada nasinya. Kalau di nasi Bukhari Jadid nggak ada kayaknya.. Keduanya bersebelahan restorannya. Hmm persaingan yang ketat ya?  Harganya 1 porsi 14 real kalau nggak salah dengan ayamnya 1/2 potong, nasi (mungkin porsi 2 orang), pelengkapnya (jeruk, daun jarjir dll), dan sufrah. Sufrah itu plastik agak besar yang dihamparkan di bawah, lalu tuang nasi dan semuanya di atas sufrah tadi dan makan rame-rame 1 sufrah. Unik ya? Yup, ini biasa di saudi,, Bukan karena nggak bondo (punya) piring hehehe.. Indahnya kebersamaan di sini, lalu enaknya setelah selesai makan, tinggal bungkus sisa-sisa tulang dan sampah-sampah makanannya dengan sufrah tadi, buang deh. Nggak perlu cuci piring lagi. Sepertinya aku akan merindukan cara makan seperti ini nanti di Indonesia. 


Untuk asal usul nasi ini.... Hmm maaf pembaca akupun tak tahu hehee.. Mungkin dari daerah Bukhara ya kalau dilihat dari namanya.

Mau coba juga?? insyaAllah nggak perlu nunggu umroh dulu untuk mencicipinya.. Alhamdulillah akhirnya aku menemukan resepnya jadi bisa buat sendiri di rumah. Yang mau resepnya bisa ke postingan selanjutnya yaa di sini 

Selamat menikmati Lezatnya Nasi Bukhari 😊

6 Orang Komen:

  1. itu kalo sufrah nya dari plastik sekali buang gak ramah, hidup UKS!!!! wkwkwkwk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wkwkwkwkwkwk trii sek inget UKS ae yo 😄😄😄😄 trus diapain nih plastiknya 😄

      Hapus
  2. Huaaa kangeeenn.. Kangen mam nasi bukhari sama zauji.. Ups..hehe.. Efek Ldr ini...
    Duh beneran kangen sama nasi ini.. Suka banged..benaran kk juga mamnya pakai bawang merah itu.. Kres2 seger.. Plus jarjir... Mau catat resepnya ah.. Syukron inas...
    Tulisannya makin keren inas..kk jdi pengen belajar nulis di blog agak banyak. Soalnya sering buntu ide.. Hehe... Semangat

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe masyaAllah iya nggak kebayang gimana kangennya sama Madinah nanti 😭 Hihihi insyaAllah bentar lagi ketemu ya.. atau sudah?
      Hehehe mba Selma ana juga masih belajar nih belum bagis tulisannya 😁 Semangat 💪💪

      Hapus
  3. MasyaAllah inaas .... ikutan bangga amati ima liat inas pinter masak 😍😍
    Makasi jg resepnyaa .. Insyaa Allah nnt pengen nyoba bikin jg .. 😘

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waaah ada amati imaa 😆 Jadi malu.. belum pinter amati ima 😁 Sama-sama amati ima.. itu inas resepnya juga liat resep iparnya amati Hatem 😁

      Hapus

Thank you for your comment! Terima kasih sudah membaca dan juga komentarnya yang meramaikan blog ini 😊 (Yang belum punya akun blog, bisa pilih 'anonim' untuk berkomentar dan jangan lupa sertakan nama ya 💐