Temanku mendapatkan pembagian ayam gratis 1 karton, 1 karton mungkin sekitar 10 kg. Hampir semuanya dibuat menjadi bakso!
Akhirnya di suatu hari, aku bertemu dengannya dan mewawancarainya sepuasnya, setelah sebelumnya wawancara juga lewat whatsapp. Ini efek eksperimen buat bakso 3 kali dengan 3 resep berbeda pula dan hasilnya keras semua.
"Kok keras? Biasanya kalau gagal itu kelembekan" timpalnya.
Iapun dengan senang hati menjelaskan panjang lebar cara membuat bakso yang tanpa ditakar-takar dan hanya dengan menggunkan blender! Bukan penggiling daging.
Jadi daging ayamnya diiris-iris dulu, dibekuin setengah beku saja, baru masukin blender dan masukan air sedikit demi sedikit sekadar blendernya bisa berputar. Lalu masukan baskom. Kemudian blender telur dan bumbunya, gabung lagi dengan ayam di baskom dan tambah tepung tapioka sedikit demi sedikit sampai kalis.
MasyaAllah memang telaten dan kreatif 👍
Dan ternyata buatnya dari sore sampai sebelum/sesudah isya *lupa.
"Sampai nggak liat hp lagi" jelasnya, saking sibuknya.
Dan tebak berapa pentol jadinya?? Ratusan, kawan!!!! Gimana pegelnya yaaa masyaAllah.. Aku ragu antara 300 atau 600 pentol katanya. Ntar tanya lagi deh insyaAllah..
Dan 1 karton ayam itu habis hari itu juga, dibuat ratusan bakso dan ayam panggang.
Akupun menceritakan kisah temanku itu ke suamiku...
"Tuh kan dia saja bisa buat nggak pakai penggiling daging"
Iya masyaAllah.. Dan aku nunggu dibelikan penggiling daging dulu baru buat bakso.
"Abang lihat kamu selalu melihat apa yang nggak ada"
Tuing...
Iya juga ya.. Akupun seperti tersadar dari lamunan panjang. Banyak sekali hal-hal yang ingin kulakukan berakhir angan-angan, hanya karena ada "sesuatu" yang kurang.
Benang buanyak, jarum rajut ada, tapi benang ada yang kurang takut nggak cukup, nggak jadi buat... *padahal bisa buat yang lain
Kain ada, benang jahit ada, mesin ada, nggak ada bias tape, mandek buat karya... *padahal bisa buat dengan teknik lain
Bahan martabak ada, nggak ada timun untuk acar, ragu mau buat... *padal colek sambel juga enak
Dan buanyak lagi kasus semisal.
Akupun merenung.. Benar apa yang dikatakan suamiku. Aku terlalu fokus pada sesuatu yang tak ada, sedangkan hampir semua sudah ada dalam genggaman. Pada akhirnya, tidak ada hasilnya, hanya sebagian atau bahkan sama sekali tak ada.
Akupun ingat, ketika berhadapan dengan sesuatu yang membuatku takut melangkah maju, aku terlalu takut, dan malah membayangkan kegagalan-kegagalan yang akan terjadi. Mentalku berujung ciut. Aku lupa, bahwa aku punya, punya Allah, di mana Allah lebih mencintai hambanya dari pada kedua orang tua mereka sekalipun. Seharusnya aku optimis, bahwa Allah akan membantuku, Allah selalu memberikan yang terbaik untuk hambanya. Dan Allah sudah memberi semuanya, tubuh yang sehat, otak untuk berpikir. Jadi, apalagi yang ditakutkan?
Kalau kata cikguku, "Stop worrying of what could go wrong and focus on what could go right"
Terima kasih suamiku telah membuka mataku, lagi.
#PenaMilenialGen1
😢😢😢 terima kasih sudah menulis & membagikan ini, sy jadi termotivasi utk segera menyelesaikan kewajiban, memang benar, ketakutan2 itulah yg menghalangi, padahal Allah telah memberi banyak bekal
BalasHapusSama-sama kak.. alhamdulillah kalau ada manfaatnya.. iya masyaAllah semoga Allah mudahkan kita untuk menyelesaikan semua kewajiban aamiin. Jazakillahu khairan kak kunjungannya 🌹🌹
HapusBener bgt,setuju.. terkadang kita harus berinovasi untuk menciptakan sesuatu yg hasilnya semisal��
BalasHapusBtw, aku ada penggiling daging nih uminya Hani, waktu itu hadiah jawab pertanyaan yg dr um hmzah. Klo mau pake ajaa�� bsk tklim kubawain��
Ya Allah ada aisyaaah.. ahlan aisyah hehehe afwan telat balasnya.. hihihi iya harus tetap bisa berkreasi ya dengan alat dan bahan yang ada. alhamdulillah sudah ada penggiling daging sekarang aisyah jazakillahu khairan 🌹
HapusThe Evolution of Gaming: Best Casinos, Bonuses, Games
BalasHapusFrom gaming to the world of online casinos, one must discover which is to play the best games, luckyclub.live and win a few pennies