Indonesia, siapa yang tidak mengenal negara merah putih ini. Negara yang terkenal dengan keindahan dan kekayaan alamnya. Berbagai macam flora, fauna, segar hijaunya pemandangan, bahkan hutan kalimantan pun mendapat gelar paru-paru dunia. Tentunya hal ini merupakan hal yang patut disyukuri dan dilestarikan karena bermanfaat bagi seisi bumi pertiwi bahkan seluruh dunia.
Bicara tentang hutan Indonesia, ingatkah dengan kebakaran hutan dan lahan yang menimpa Indonesia tahun 2015? Ternyata kebakaran itu menyebabkan lebih dari 120,000 penduduk terserang penyakit pernapasan, keanekaragaman hayati terancam seperti musnahnya fauna dan hilangnya habitat serta pangan bagi fauna, akses pendidikan terganggu karena ditutupnya sekolah, Kerugian finansial negara sebesar 220 triliun rupiah, dan epasnya emisi gas rumah kaca (GRK) yang hampir setara dengan total emisi harian GRK Amerika Serikat. Tentu hal ini sangat meresahkan.
Mengapa?
Sebagaimana informasi yang ditulis di pantaugambut.id, Emisi gas rumah kaca (GRK) dari kebakaran hutan dan lahan berkontribusi pada perubahan iklim. Perubahan iklim berpotensi menghambat pembangunan Indonesia, memperparah kemiskinan, dan menyebabkan berbagai masalah yang membahayakan kesehatan dan keamanan manusia, seperti menurunnya kualitas air, cuaca panas ekstrem, serta meningkatnya frekuensi banjir, kekeringan, dan badai.
Lalu, kira-kira apa yang bisa dilakukan untuk memperlambat perubahan iklim?
Tahukah pembaca, di antara kekayaan negeri kita ini, Indonesia mempunyai salah satu senjata sebagai solusi memperlambat perubahan iklim, yang mungkin tak banyak penduduk negeri mengenal dan mengetahui betapa penting perannya bagi bumi pertiwi bahkan dunia. Apakah itu?
Gambut!
Ya, melindungi gambut adalah salah satu solusi untuk memperlambat laju perubahan iklim. Pada kebakaran tahun 2015 lalu, 52% lahan yang terbakar adalah lahan gambut. Padahal, perannya selama ini sangat penting dalam menyerap 75% karbon di dunia! Oleh karena itu, lahan gambut tidak boleh dibakar atau dikeringkan untuk dijadikan lahan perkebunan.
Jadi, sebenarnya, apa itu Gambut?
sumber : pantaugambut.id |
Mungkin masih banyak yang belum mengetahuinya, termasuk kita, anak muda di zaman sekarang. Ayo kawan! Sudah saatnya kita semua melek dan peduli terhadap lingkungan kita. Seperti kata pepatah, tak kenal maka tak sayang. Ayo kita kenalan dengan Gambut!
Lalu, apa saja manfaat gambut?
🌳 Gambut Menjaga Kestabilan Iklim
Gambut menyimpan sepertiga cadangan karbon di dunia. Maka dari itu, ekosistem gambut memiliki peran dalam stabilnya iklim dunia dan memperlambat laju perubahan iklim. Beruntunglah, Indonesia adalah rumah bagi lahan gambut tropis terbesar di dunia! Wow! Luas lahan gambut di tanah air kita sekitar 14.9 juta hektar! Atau sedikit lebih luas dari pulau Jawa. Karbon yang disimpan lahan gambut di Indonesia juga tinggi, diperkirakan mencapai 22,5-43,5 gigaton karbon, setara dengan emisi yang dilepaskan 17-33 miliar mobil pribadi dalam 1 tahun!
🌳 Gambut Mengurangi Dampak Buruk Bencana
Bagaimana bisa? Karena tanah gambut memiliki kemampuan menyimpan air hingga 13 kali dari bobotnya. Menakjubkan bukan? Sehingga gambut memiliki peran penting dalam mengendalikan banjir saat musim hujan dan mengeluarkan air saat kemarau panjang.
🌳 Gambut Menunjang Perekonomian Masyarakat Lokal
Karena lahan gambut merupakan habitatnya sumber pangan kita seperti udang, ikan, dan kepiting yang menunjang kehidupan jutaan masyarakat Indonesia. Maka perusakan lahan gambut berarti mengganggu sumber penghidupan masyarakat lokal juga.
Beberapa tanaman yang tidak mengganggu siklus air dalam ekosistem gambut pun bisa ditanami di lahan gambut, seperti jelutung, ramin, pulau rawa, gaharu, dan meranti. Kopi, nanas, dan kelapa juga tanaman yang ramah gambut dan mempunyai nilai ekonomi bagi masyarakat lokal.
Untuk penjelasan lebih lengkap tentang lahan gambut, bisa dilihat pada vidio tentang pentingnya lahan gambut di bawah ini.
Sayangnya, lahan gambut sering dikeringkan lalu dialihfungsikan menjadi lahan pertanian dan perkebunan yang kaya nilai ekonomi, namun tidak ramah gambut.
Pengeringan lahan gambut akan mempercepat pembusukan bahan organik yang melepaskan karbondioksida (CO2) dalam prosesnya dan gambutpun menyusut. Dan untuk mencegah air kembali membanjiri gambut, lahan gambutpun di keringkan lagi dan proses pengeringan yang terus berlangsung ini mengeluarkan emisi CO2 secara terus menerus dan membuat lahan gambut rentan terbakar.
sumber : pantaugambut.id |
Oh iya, fyi (for your information) kita bisa mengikuti terus berita perkembangan restorasi yang dilakukan pemerintah maupun pelaku lainnya dan belajar tentang gambut lebih banyak di PantauGambut lho, teman-teman!
Apa itu Pantau Gambut?
pantaugambut.id |
Setelah mengenal gambut dan melihat semangat dan perhatian teman-teman sebangsa lainnya dalam melindungi gambut, semoga kita juga semakin sayang, peduli, dan menjaga gambut juga kekayaan alam lainnya untuk menciptakan Indonesia yang hijau, aman, dan lestari.
Menjaga Lahan Gambut, Menuju Indonesia Sejahtera!
_______________________________
Sumber referensi utama :
pantaugambut.id
Sumber referensi lainnya :
Wikipedia.org
sumber vidio :
https://www.youtube.com/watch?v=cq8J4DPQVhk
MasyaAllah sangat bermanfaat!
BalasHapusAlhamdulillah.. makasi ya yuum kunjungannya!
Hapuswaah baru tau nih,, makasi inas!
BalasHapusSama-sama anonim hehehe
HapusMasyaAllah , baru tau nih! Makasih ilmunya~
BalasHapusSama-sama semoga bermanfaat ya syakira.. makasi sudah berkunjung ❤️💐
HapusSemangat menuju Indonesia Sejahtera!
BalasHapusIya semangat semangat!! 💪💪 terima kasih kunjungannya anonim 💐
Hapus